Sunday 27 August 2017



Homage to TK Kembang

Saya masih ingat hari pertama menjejakkan kaki di TK Kembang, Kemang.
Dengan gaun kuning bunga-bunga putih, Camilla yang berumur 4 tahun melangkah riang memasuki dunia baru yang dibatasi oleh pagar kawat kotak-kotak dengan sisi atas bercat merah. Pagar itu sedikit lebih tinggi dariku. Mama menggandeng tanganku melewati pagar itu, seorang ibu guru berpakaian warna putih menyambut para murid di balik pagar dengan senyum lebar “Selamat Pagi”. Aku membalas sapaannya, walau pikiranku lebih terpukau oleh pemandangan terhampar yang sangat mempesona; kolam pasir dengan rumah-rumahan panggung kecil ditengahnya – pintunya adalah perosotan yang menuju gundukan pasir, sepeda-sepeda roda tiga terparkir bebas di arena bermain, ayunan kayu, ayunan ban, pojok melukis dengan kertas dan cat warna di easel, Rumah Pohon dan anak-anak sebaya berlarian. Senang, ingin tahu, ingin coba dan sedikit bingung – berbagai perasaan bercampur aduk.
Tangan kiriku menggenggam erat tas Hello Kity merah berbentuk bis sekolah – yang berisi bekal makanan dan minuman. Kelasku adalah kelas pertama disebelah kiri, terdekat dengan gerbang. Kelasnya terbuka, temboknya hanya setinggi anak-anak sebayaku dan ada 3 anak tangga menuju kelasnya. Dibagian kanan terletak ‘loker’ kecil untuk menaruh tas murid. Aku melihat ada tas yang sama persis denganku, pemiliknya seorang anak Jepang –populasi murid yang lumayan banyak disini.
Meski hanya seminggu dua kali, sekolah ini sangat kutunggu-tunggu. Aku sangan menikmati kegiatan pagi seperti bikin kue yang akan dimakan saat makan siang, menyanyi sebelum makan, melukis di kanvas-kanvas yang tersebar di arena bermain dan jam makan ketika aku suka melongok bekal anak-anak Jepang yang selalu Nampak lebih menarik dari makanan ku. Mereka makan dengan sumpit dan selalu ada potongan buah. Dan selalu membawa saputangan yang dikaitkan dengan selempang karet. Pada satu ketika, saya ingin meniru ‘fashion statement’ ini dan membuat ‘selampe’ versi saya – dengan tali jubah handuk untuk berenang. Warnanya merah. Berasa gaya gitu.
Pengalaman setahun di TK Kembang sungguh tak terlupakan – hingga sekarang. Suka mendengar dongeng-dongeng dari Manca Negara yang diterjemahkan langsung oleh guru-gurunya untuk murid asing. Dan saya belajar bahwa ibu-ibu Jepang itu sangat ‘profesional’. Rambut anak-anak Jepang selalu dikepang atau dikuncir unik dengan karet-karet bergambar Sanrio, tas sekolah anak Jepang bagus-bagus gambarnya dan bekal mereka sangat lengkap dan tampak enak – SETIAP HARI.
Ketika TK Kembang membeli trampoline raksasa, membuat heboh satu sekolah dan ia menjadi mainan terpopukler dengan antrian yang panjang. Aku tak lagi keberatan bila terlambat dijemput karena berarti bisa main trampoline lebih lama.

27 Agustus 2017 - 32 tahun setelah lulus dari TK Kembang

No comments:

Post a Comment